Merasakan Hidangan Korea Autentik
A
A
A
BERLOKASI di Grand Indonesia, Han Gang sudah terkenal akan menu grill -nya. Namun, di luar itu restoran ini juga memiliki ragam hidangan autentik Korea yang tak kalah lezat. Apa saja?
”Anyong Haseyo,” sambut para staf ketika KORAN SINDO melangkahkan kaki ke restoran dengan desain modern ini. Sudah bisa ditebak, restoran Korea yang disambangi kali ini. Namun, bukan restoran Korea yang baru buka kemarin sore. Han Gang yang mengusung makanan Korea autentik sudah berusia setidaknya sembilan tahun.
Berbeda dengan restoran Korea yang mengambil pasar anak muda, restoran yang berawal dari lokasi di Jalan Wolter Monginsidi ini mengambil tema semi-fine dining . Hidangan yang disuguhkan sudah pasti berkelas dan sebagian besar impor dari negeri K-pop tersebut. ”Restoran ini memiliki spesialisasi menu grill . Daging yang digunakan diimpor dari Amerika,” kata Siti Alfiah, supervisor Han Gang ketika ditemui di outlet Grand Indonesia.
Beberapa menu bakar-bakaran yang ditonjolkan antara lain jumulleok, wang galbi, kalbi gui , dan bulgogi. Namun yang paling banyak diminati pengunjung adalah modeum gogi. Menu ini merupakan kombinasi lidah sapi, iga, brisket, dan daging has dalam.
Menariknya, daging yang disuguhkan terlebih dahulu dimarinasi dengan saus apel sehingga rasanya manis dan ketika dibakar pun mengeluarkan aroma yang sedap. Seafood juga ditawarkan, antara lain cumi, belut, ikan mackarel, dan ikan dong tae yang secara khusus didatangkan dari Korea Selatan.
Sebelum masuk ke menu utama, usai memesan, setiap meja diberikan bancan alias menu pembuka. Ada enam macam bancan yang diberikan. ”Setiap hari bancan selalu diganti agar tidak monoton,” beber Alfiah. Sigemci (bayam jepang), nakji bokum (gurita tumis), melci (ikan teri), kongnamul (taoge), kimchi , dan sora (kerang) merupakan menu bancan yang disediakan pada hari itu.
Lumayan untuk mengganjal perut sebelum makanan berat datang, apalagi pilihannya juga bervariasi. Tak berapa lama, datanglah pesanan yang ditunggu. Dolsot yache bibimbab, disajikan pada hot stone dengan aneka sayuran dan daging serta kuning telur di tengahnya. Sebelum disantap, aduk semua topping merata.
Nah bagi penyuka pedas, KORAN SINDO merekomendasikan sundubu kimchi . Ini adalah sup tofu pedas dengan isian kimchi , daging, seafood , dan kuning telur. Tenang saja, tak ada bau anyir telur ketika diaduk. Malah membuatnya lebih creamy .
Berikutnya japchae , sekilas penampilannya biasa. Tapi begitu dicoba, ada rasa gurih manis yang bikin ketagihan. Perut sudah kenyang sekarang giliran menikmati secangkir minuman hangat honey citrun tea . Sangat cocok untuk musim penghujan seperti sekarang.
Lagi-lagi, minuman ini harus diaduk sebelumnya, sebab di bagian bawah gelas ada madu Korea, sari jeruk, jeruk lemon, dan bulir jeruk. Rasanya manis dan menyegarkan badan. Minuman kaya vitamin C ini lebih enak dinikmati selagi masih hangat.
Di Grand Indonesia, Han Gang menempati sky bridge lantai 3 A dengan kapasitas lebih dari 80 kursi. Uniknya, di tempat ini ada meja-meja yang dipisahkan oleh gorden sebagai partisi sehingga kita bisa memiliki area privat sendiri. Setiap meja bisa menampung empat tamu dan ada versi lesehannya pula.
Di setiap meja terdapat cerobong yang menjuntai ke bawah yang berfungsi menghirup asap pembakaran. Kalau datang ke sini jangan lewatkan menu-menu lain, seperti hemul pajeon, gunmadu, ojingeo bokeum, galbi jjim, toukpoki, hingga kapoengki . Pengunjung yang ingin menghangatkan badan, selain sundubu juga ada Han Gang samgyetang, yakni sup ayam ginseng, miyeokguk , dan yukgaejang .
Restoran yang namanya diambil dari sungai di Korea Selatan yang terbentang luas sepanjang sekitar 514 km ini memiliki 10 cabang yang terletak di bilangan selatan, barat, utara, dan pusat Jakarta.
Sri noviarni
”Anyong Haseyo,” sambut para staf ketika KORAN SINDO melangkahkan kaki ke restoran dengan desain modern ini. Sudah bisa ditebak, restoran Korea yang disambangi kali ini. Namun, bukan restoran Korea yang baru buka kemarin sore. Han Gang yang mengusung makanan Korea autentik sudah berusia setidaknya sembilan tahun.
Berbeda dengan restoran Korea yang mengambil pasar anak muda, restoran yang berawal dari lokasi di Jalan Wolter Monginsidi ini mengambil tema semi-fine dining . Hidangan yang disuguhkan sudah pasti berkelas dan sebagian besar impor dari negeri K-pop tersebut. ”Restoran ini memiliki spesialisasi menu grill . Daging yang digunakan diimpor dari Amerika,” kata Siti Alfiah, supervisor Han Gang ketika ditemui di outlet Grand Indonesia.
Beberapa menu bakar-bakaran yang ditonjolkan antara lain jumulleok, wang galbi, kalbi gui , dan bulgogi. Namun yang paling banyak diminati pengunjung adalah modeum gogi. Menu ini merupakan kombinasi lidah sapi, iga, brisket, dan daging has dalam.
Menariknya, daging yang disuguhkan terlebih dahulu dimarinasi dengan saus apel sehingga rasanya manis dan ketika dibakar pun mengeluarkan aroma yang sedap. Seafood juga ditawarkan, antara lain cumi, belut, ikan mackarel, dan ikan dong tae yang secara khusus didatangkan dari Korea Selatan.
Sebelum masuk ke menu utama, usai memesan, setiap meja diberikan bancan alias menu pembuka. Ada enam macam bancan yang diberikan. ”Setiap hari bancan selalu diganti agar tidak monoton,” beber Alfiah. Sigemci (bayam jepang), nakji bokum (gurita tumis), melci (ikan teri), kongnamul (taoge), kimchi , dan sora (kerang) merupakan menu bancan yang disediakan pada hari itu.
Lumayan untuk mengganjal perut sebelum makanan berat datang, apalagi pilihannya juga bervariasi. Tak berapa lama, datanglah pesanan yang ditunggu. Dolsot yache bibimbab, disajikan pada hot stone dengan aneka sayuran dan daging serta kuning telur di tengahnya. Sebelum disantap, aduk semua topping merata.
Nah bagi penyuka pedas, KORAN SINDO merekomendasikan sundubu kimchi . Ini adalah sup tofu pedas dengan isian kimchi , daging, seafood , dan kuning telur. Tenang saja, tak ada bau anyir telur ketika diaduk. Malah membuatnya lebih creamy .
Berikutnya japchae , sekilas penampilannya biasa. Tapi begitu dicoba, ada rasa gurih manis yang bikin ketagihan. Perut sudah kenyang sekarang giliran menikmati secangkir minuman hangat honey citrun tea . Sangat cocok untuk musim penghujan seperti sekarang.
Lagi-lagi, minuman ini harus diaduk sebelumnya, sebab di bagian bawah gelas ada madu Korea, sari jeruk, jeruk lemon, dan bulir jeruk. Rasanya manis dan menyegarkan badan. Minuman kaya vitamin C ini lebih enak dinikmati selagi masih hangat.
Di Grand Indonesia, Han Gang menempati sky bridge lantai 3 A dengan kapasitas lebih dari 80 kursi. Uniknya, di tempat ini ada meja-meja yang dipisahkan oleh gorden sebagai partisi sehingga kita bisa memiliki area privat sendiri. Setiap meja bisa menampung empat tamu dan ada versi lesehannya pula.
Di setiap meja terdapat cerobong yang menjuntai ke bawah yang berfungsi menghirup asap pembakaran. Kalau datang ke sini jangan lewatkan menu-menu lain, seperti hemul pajeon, gunmadu, ojingeo bokeum, galbi jjim, toukpoki, hingga kapoengki . Pengunjung yang ingin menghangatkan badan, selain sundubu juga ada Han Gang samgyetang, yakni sup ayam ginseng, miyeokguk , dan yukgaejang .
Restoran yang namanya diambil dari sungai di Korea Selatan yang terbentang luas sepanjang sekitar 514 km ini memiliki 10 cabang yang terletak di bilangan selatan, barat, utara, dan pusat Jakarta.
Sri noviarni
(ftr)